KAJIAN ISLAM

KAJIAN ISLAM
KLIK LIHAT TAUSYIAH

KUMPULAN HADIS SHAHIH

Hadis 1.
" Innamal a'malu binniiati , wa innama likulli ammrii inn ma nawaa , fa man kanat hijjra tuhu illallahi warasullihi fa hijjra tuhu illallahi warasullahi  wa rasullihi , waman khanat hijjra tuhu lidun ya yushiibuha a'wi amra a'tiin yankihuha fahijjra tuhu i'la ma ha jara i'la'ihi.   
١-وَعَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْجَطَّا بِ بْنِ نُفَيْلِ بْنِ عَبْدِ الْغُزَّى بْنِ رِيَحِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ قُرْطِ بْنِ رَزَاحِ بْنِ عَدِيّ بْنِ كَعْبِ بْنِ لُؤَيّ بْنِ غَا لِبٍ الْقُرَشِيّرضِي الله عَنْهُ، قَا لَ: سَمِعْتُ رَسُوْ الله صَل الله عَلَيْهِ وَسَلَمْ، يَقَوْلُ:(( إِنَّمَا الْأَ عْمَلُ بِالُ بِنّيَّا تِ، وَإِنَّمَالِكُلِّ امْرِ ئءٍ مَا نَوَئ ، فَ مَنْ كَانَتْ هِجْرَ تُهُ إِلَ اللهِ وَرَسُوْ لِهِ فَهِجْرَ تُهُ إِلَ اللهِ وَرسُوْلِهِ، وَمَنْ كَا نَتْ هِجْرَ تُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوِ امْرَ أَةٍ يَكِحُهَا فَهِجْرَ تُهُ إِلَ مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ )).



Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh 'Umar bin al-Khaththab bin Nufail bin 'Abdil 'Uzza bin Riyah bin Abdillah bin Qurth bin Razah bin Adiy bin Ka'ab bin Lu-ay bin Ghalib al -Qurasyiyyi al-Adawi  ra. ia bercerita mendengar Rasulullah SAW bersabda : " Segala amar perbuatan tergantung pada niatnya, dan seseorang akan memperoleh(balasan) sesuai dengan apa yang diniatkannya. Barang siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul -Nya.Dan barang siapa yang hijrahnya untuk kesenangan dunia yang hendak didapatnya , atau karena wanita yang akan dinikahinya , maka hijrahnya itu hanya kepada apa yang diniatkannya."

Muttafaq alaih. Diriwayatkan oleh dua iman ahli hadits: (1) Abu Abdilah bin Muhammad bin Isma'il bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju'fi al-Bukhari dan (2) Abul husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairiy an-Naisaburi dalam kitab Shahiih  mereka keduanya adalah Kitab tershahiih di antara kitab -kitab hadits lain yang pernah disusun.

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari (I/ 9--Fat-hul Baari) dan Muslim (no.1907) .Telah dinukil secara  mutawatir penjelasan para iman (ulama) dalam menghormati hadits ini .Tidak ada kandungan hadits nabi SAW yang lebih mencakup dan memadai serta lebih bermanfaat dari padanya.Sebab ia merupakan hadits yang menjadi poros agama Islam.

KANDUNGAN HADITS:
*Niat menjadi keharusan dalam suatu perbuatan ; baik niat itu merupakan tujuan Utama , seperti Shalat , maupun sekedar  sarana / perantara bagi perbuatan lainnya , seperti thaharah (bersuci) . Yang demikian itu disebabkan wujud keikhlasan tidak bisa tergambarkan tanpa disertai niat. Saya( syarah Riyadhush Shalihin ) tidak mendapati  perbedaan pendapat dikalangan ulama mengenai persyaratan niat, kecuali pada perbedaan yang sifatnya sekedar sarana/ perantara. Adapun mengenai persyaratan niat pada perbuatan yang menjadi maksud dan tujuan utama, merekan satu kata (sepakat). Perbedaan pendapat juga terjadi pada pernyataan niat pada awal perbuatan.
*Niat itu tempatnya dalam hati
*Mengenai hukum niat ,Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah telah menjelaskan secara terperinci dalam risalah khusus . ada juga Syarah yang berjudul ad-Durarul Mudhibiyyah fii Ahkaamil Ikhlas wan Niyyah.
*Amal amal shalih harus disertai niat niat yang baik . Niat yang baik tidak akan bisa mengubah kemungkaran menjadi kebajikan , ataupu bid'ah menjadi sunah. Banyak orang yang mengharapkan kebaikan tetapi tidak pernah menggapainya ( karena melupakan niat).
*Ikhlas karena Allah adalah sala satu syarat diterimanya suatu amal. Sebab , Allah SWT , hanya akan menerima amal yang diperbuat secara tulus dan benar .Tulus dalam arti amal itu dilakukan karena Allah , Sedangkan benar artinya amal itu dilakukan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, yang shahiih.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------


 Hadits 2,



“ Yaqzuw jaasyun alkaqbata faidza khanuw bibaidaa aminal ardhi yujjsafu bi auwalihiim  wa ajirihiim ‘ fafiihiim aswaquhum waman laisa minhum’  qala; Yujjsafu bi ‘aulihiim wa ajjrihiim , syumma yubb asyuwna ala nii’atihiim ))


2. Dari Ummul Mukminin Ummu Abdillah ‘ Aisyah Ra, ia bertutur ; Rasulullah SAW bersabda : “ Akan ada sekelompok pasukan yang hendak menyerang Ka’bah. Namun baru saja sampai di tanah lapang yang luas ,mereka semua , dari yang paling depan sampai yang paling belakang ,dibenamkan kedalam perut bumi (oleh-Nya).”
  “Aisyah melanjutkan brtanya ; Aku pun bertanya :” Wahai Rasulullah, bagaimana mereka semua dibinasakan , dari yang berada di barisan terdepan hingga barisan terbelakang ,padahal ditengah tengah mereka terdapat (orang orang ) pasar mereka , dan ada pula orang orang yang bukan golongan mereka?” Beliau menjawab :” mereka semua dibenamkan dari yang terdepan sampai yang terbelakang , kemudian kelak mereka dibangkitkan sesua dengan niat masing-masing.”
(Muttafaq ‘alaih dan redaksi tersebut milik al-Bukhari .
HR. Albukhari ( IV/338-Fat-hul Baari ) dan Muslim (no,2884)

KANDUNGAN HADITS :
*Pelajaran agar mejauhi orang-orang yang suka berbuat zhalim , sekaligus sebagai peringatan aga tidak bergaul dengan mereka, ataupun bergabung dengan perkumpulan orang jahat dan yang semisalnya. Hal ini agar kita tidak turut terkena siksaan yang ditimpakan kepada mereka.
*Siapa saja yang bergabung dengan suatu kaumsecara sukarela dalam melakukan suatu kemaksiatan maka dosa dan siksaan dari-Nya akan ditimpakan pula kepadanya.
*Ganjaran perbuatan bergantung pada niat pelakunya.
*Pemberitahuan Rasulullah SAW ini “tentang berbagai hal ghaib yang diperlihatkan Allah swt, kepada beliau. Ini termaksuk masalah keimanan yang harus diyakini , dan hal itu tidak boleh diabaikan karena hanya pemberitahuan tersebut disampaikan melalui Khabarul wahid ash shahih ( Hadis shahih yang bersetatus ahad). Karena riwayat demikian merupakan hujjah(dhalil) bagi kita dalam masalah aqidah dan hukum-hukum syari’at , dan tidak ada perbedaan diantara keduanya (yakni hadith ahad dan mutawatir).
*Terdapat sesuatu yang menjadi pangkal kejelasan didalam hadits tersebut ,yaitu ketidak pahaman Aisyah ra tentang penimpaan siksaan (pembenaman) terhadap orang-orang yang tidak berkeinginan melakukan penyerangan , dimana penyerangan tersebut merupakan penyebab utama terjadinya siksaan tersebut.
*Menurut saya orang-orang tersebut yang tidak ikut ingin melakukan penyerangan terkena siksaan karena mereka sengaja atau tidak sengaja berada ditengah orang-orang yang zholim dan mereka tidak segera menghindarkan diri dari fitnah yang dapat menyebabkan mereka terkena siksaan dari Allah swt.



MAAF JIKA BELUM SEMPURNA KARENA DALAM PROSES PENGEDITAN. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar